Akhirnya ada kesempatan lagi nih buat nulis. Lama banget rasanya nggak bikin
Note disini.
Kema
na perginya si Inspirasi ya? heheJujur sebenernya inspirasi itu banyak. Banyaaak banget hal
yang mau di share disini. Tapi ya gitu deh... mengalahkan rasa malas atau
memerangi diri sendiri itu lebih susah daripada memerangi omelan Boss selagi
kerja wkwkwkwkkw
Oke malam ini mumpung ini kepala lagi bener. Mumpung aku
belum lupa pelajaran yang aku ambil dari pengalaman bawa barang berat naik
kapal kemarin.
Tujuannya selain menjadi inspirasi buat temen-temen yang
mengalami hal seperti saya, juga untuk nitip di Facebook. Jaman sekarang kan
nulis Buku Diary dah sangat capek lah ya. Lagian kalau nulisnya di Buku Harian
ga akan bisa bermanfaat buat orang lain.
23 September 2018 jam 00:35
NAIK TANGGA KAPAL
Mungkin sebelumnya harus share dulu ke Pembaca sekalian.
Background Penulis atau Saya yang seorang single parent 1 anak yang dititipkan
di kampung di rumah orangtua saya sementara saya bekerja dan mengejar karir di
Kota Bekasi . Sejak menitipkan anak di 8 tahun yang lalu saya berkomitment
untuk 2 kali dalam sebulan menjenguk anak saya. Puji Tuhan masih setia
melakukan rutinitas itu.
Hari ini adalah Sabtu ke sekian schedule saya
menjenguk anak. Setelah tengah malam, ketika naik ke kapal tanpa sengaja
menemukan sesuatu yang mengingatkan ke diri sendiri.
Teman-teman yang pernah naik kapal Fery pasti sering melihat
bahwa untuk naik ke Ruang Penumpang kita harus naik tangga (terutama kapal
besar) dan tangganya mmmm lumayan tinggi dan curam. Kadang ada rasa heran
mengapa tidak dibuat ada eskalator? tidak semua penumpang adalah orang yang
berusia muda dan sehat bukan? bagaimana jika penumpangnya Nenek Kakek yang
sepuh yang sulit berjalan? atau orang yang punya cidera kaki? mungkin ini
sebagai masukan ya untuk ASDP :)
Anyway pernah enggak saat melihat ke atas tangga dari bawah
komentar dalam hari begini "duh banyak amat tangganya, tinggi
amat" kemudian mengeluh, ragu akan mampu atau tidaknya??. Pastinya
pernah dan langkah menjadi semakin berat bukan?
Sabtu ini tumben sekali saya membawa beban bawaan yang
lumayan banyak. Tas ransel dengan banyak katalog jualan, dan trolley cabin yang
isinya baju dan juga buku-buku kerja dan peralatan kerja. Berat... asli
berat untuk bawa naik. Sempet berfikir begitu juga, "nyampe ga nih ke
atas tanpa bantuan orang?" Saya mulai meragukan diri sendiri.
Pada saat itu saya langsung memilih mrubah arah pandangan
mata saya. Saya hanya melihat tangga yang saya injak. Tidak terlalu fokus
melihat ke arah tujuan yaitu ujung tangga itu. Satu langkah, "eh saya
bisa" dua langkah, "eh saya nggak apa apa". Tiga langkah, "eh
saya engga keberatan". Langkah ke empat, "eh saya masih kuat' dst...
sampai tiba-tiba kok saya udah sampe aja ke lantai atas.
Nah, waktu sampai atas saya senyum sendiri. Pertama saya
senang karena ternyata SAYA BERHASIL. Kedua saya mentertawakan diri sendiri
yang ternyata selama ini lupa merubah cara pandang. Maksudnya, selama ini saya
terlalu FOKUS PADA GOAL dan lupa menikmati rasanya berproses step by step by
step by step..... Goal atau arah tujuan itu penting, karena tanpa Goal atau
tujuan kita tidaklah tahu arah akan kemana dan tidak tah dimana GARIS
FINISHnya. Namun, Fokus pada PROSES adalah hal yang JAUH LEBIH PENTING karena
dengan begitu setiap usaha, keringat dan pencapaian akan terasa lebih nikmat
dan membanggakan.
Perlu banget ini diterapkan dalam hidup. Bahwa tetaplah hidup
itu harus punya TUJUAN jelas, namun jangan takut dan jangan lupa untuk
menikmati proses perjalannya.
Buat siapapun yang takut menentukan Goal karena merasa
meragukan kemampuan diri sendiri, yukk rubah arah melihatnya. Tetap tentukan
tujuan akhirmu, garis finishmu, kemudian fokuslah pada hal hal kecil langkah
demi langkah menuju garis finish itu.
Salam,
25 September 2018 ditemani suara Noel yang bilang “mama
dongengin” :)